Profil Desa Jamuskauman

Ketahui informasi secara rinci Desa Jamuskauman mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Jamuskauman

Tentang Kami

Desa Jamuskauman di Ngluwar, Magelang, merupakan pusat spiritual dan keagamaan yang bersejarah. Sebagai desa "Kauman", kehidupannya berpusat pada tradisi pesantren dan nilai-nilai Islam yang mengakar, menjadikannya benteng budaya santri di tengah lanskap

  • Identitas sebagai Desa Kauman

    Jamuskauman memiliki karakter yang kuat sebagai "Kauman" atau desa santri, di mana pusat-pusat pendidikan Islam seperti pondok pesantren dan masjid menjadi jangkar utama kehidupan sosial dan budaya.

  • Warisan Spiritual dan Keilmuan

    Desa ini menjadi basis bagi pelestarian dan penyebaran ilmu agama Islam, dengan kegiatan pengajian, majelis taklim, dan perayaan hari besar Islam yang menjadi agenda rutin dan sentral.

  • Ekonomi Agraris yang Religius

    Perekonomian desa yang bertumpu pada sektor pertanian berjalan selaras dengan nilai-nilai keagamaan, menciptakan sebuah komunitas yang produktif secara material dan kaya secara spiritual.

XM Broker

Di antara hamparan lahan pertanian subur di Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, terdapat sebuah desa yang namanya menyimpan jejak sejarah dan identitas yang mendalam. Desa Jamuskauman, lebih dari sekadar sebuah entitas administratif, merupakan sebuah pusat spiritual dan keagamaan. Sesuai dengan nama "Kauman" yang disandangnya, desa ini adalah representasi otentik dari sebuah komunitas santri, di mana ritme kehidupan sehari-hari berjalan selaras dengan gema adzan dan denyut nadi lembaga pendidikan Islam yang telah mengakar selama beberapa generasi.

Geografi, Wilayah dan Demografi

Secara etimologi, nama "Jamuskauman" terdiri dari dua kata. "Kauman" merupakan istilah dalam geografi sosial Jawa yang merujuk pada sebuah pemukiman atau kampung bagi kaum beriman (umat Islam yang taat), yang biasanya terletak di sekitar sebuah masjid utama. Sementara kata "Jamus" kemungkinan merujuk pada nama asli atau tokoh historis yang lebih tua di wilayah tersebut. Gabungan kedua kata ini mengukuhkan identitasnya sebagai pusat komunitas keagamaan.Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, luas wilayah Desa Jamuskauman ialah 1,86 kilometer persegi. Wilayahnya yang berada di dataran rendah yang subur secara administratif terbagi menjadi delapan dusun, yaitu Dusun Jamus, Kauman, Jetis, Kwilet, Karang Kancil, Kliwonan, Gatak, dan Kujon. Batas-batas wilayahnya meliputi: sebelah utara berbatasan dengan Desa Bligo, sebelah timur dengan Desa Pakunden, sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Krasak yang menjadi batas dengan Provinsi DIY, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Karangtalun.Data kependudukan BPS pada tahun 2022 mencatat jumlah penduduk Desa Jamuskauman sebanyak 3.468 jiwa, yang terdiri dari 1.748 penduduk laki-laki dan 1.720 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, yakni sekitar 1.865 jiwa per kilometer persegi, mencerminkan sebuah komunitas yang padat dan mapan.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Tata kelola pemerintahan di Desa Jamuskauman menunjukkan perpaduan unik antara struktur formal pemerintahan desa dengan pengaruh informal dari para tokoh agama. Di bawah kepemimpinan pemerintah desa, program pembangunan dijalankan untuk meningkatkan kesejahteraan warga, terutama di sektor infrastruktur dan pertanian. Namun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, para kyai, ulama, dan pimpinan pondok pesantren memegang peranan yang sangat penting sebagai panutan dan pemberi nasihat. Sinergi antara pemerintah formal (umara) dan para ulama inilah yang menjaga keharmonisan dan stabilitas sosial di desa.

Jantung Spiritual: Pusat Pendidikan dan Dakwah Islam

Karakter utama Desa Jamuskauman dibentuk oleh lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada di dalamnya. Desa ini menjadi rumah bagi beberapa pondok pesantren dan puluhan majelis taklim yang aktif. Pondok pesantren tidak hanya berfungsi sebagai tempat menimba ilmu agama bagi para santri yang datang dari berbagai daerah, tetapi juga sebagai pusat dakwah dan kegiatan keagamaan bagi masyarakat sekitar.Masjid-masjid dan musala di setiap dusun tidak pernah sepi dari kegiatan, mulai dari salat berjamaah, pengajian rutin untuk berbagai kalangan (bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak-anak), hingga peringatan hari-hari besar Islam yang selalu dirayakan dengan meriah dan khidmat. Tradisi seperti haul untuk memperingati wafatnya para ulama pendiri desa atau pesantren menjadi agenda tahunan yang menyedot perhatian dan partisipasi dari seluruh warga, bahkan alumni dari luar daerah. Atmosfer religius ini terasa sangat kental dan menjadi pemandangan sehari-hari, membentuk etos kerja dan pola interaksi sosial masyarakat.

Ekonomi Berbasis Agraris dan Ukhuwah

Meskipun dikenal sebagai desa santri, tulang punggung ekonomi masyarakat Jamuskauman tetap bertumpu pada sektor pertanian. Lahan-lahan subur yang mengelilingi pemukiman dimanfaatkan secara optimal untuk menanam padi dan komoditas pertanian lainnya seperti salak. Aktivitas bertani menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian besar kepala keluarga.Uniknya, kegiatan ekonomi ini seringkali berjalan dengan dilandasi nilai-nilai keislaman yang kuat. Semangat kebersamaan (ukhuwah) dan tolong-menolong tercermin dalam praktik ekonomi sehari-hari. Selain pertanian, beberapa warga juga mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang produknya bervariasi, mulai dari kuliner rumahan, pakaian muslim, hingga kerajinan tangan. Beberapa pesantren bahkan memiliki unit usaha atau koperasi sendiri (koperasi pesantren) sebagai sarana untuk melatih kemandirian ekonomi para santrinya.

Penutup: Oase Spiritual di Tepi Krasak

Desa Jamuskauman adalah sebuah oase spiritual. Di tengah perubahan zaman, desa ini tetap teguh memegang warisan leluhurnya sebagai pusat keilmuan dan kebudayaan Islam. Kekuatannya tidak diukur dari gemerlap destinasi wisata atau denyut industri, melainkan dari kedalaman ilmu yang diajarkan di pesantren-pesantrennya, dari kekhusyukan ibadah di masjid-masjidnya, dan dari karakter masyarakatnya yang religius. Desa Jamuskauman adalah bukti hidup bahwa kemajuan sebuah komunitas dapat berjalan seiring dengan penguatan fondasi spiritual, menjadikannya sebuah benteng budaya dan keimanan yang meneduhkan di perbatasan Kabupaten Magelang.